简体中文
繁體中文
English
Pусский
日本語
ภาษาไทย
Tiếng Việt
Bahasa Indonesia
Español
हिन्दी
Filippiiniläinen
Français
Deutsch
Português
Türkçe
한국어
العربية
Ikhtisar:Hak atas fotoIHWAN IDAMIN HARAHAP/AFPImage caption Garuda Indonesia telah memesan sekitar 50 unit Bo
Hak atas fotoIHWAN IDAMIN HARAHAP/AFPImage caption Garuda Indonesia telah memesan sekitar 50 unit Boeing 737 Max 8, dan salah-satunya telah tiba di Indonesia pada dua tahun silam.
Maskapai penerbangan Garuda Indonesia memutuskan membatalkan pesanan 49 unit Boeing 737 Max 8 setelah dua kali kecelakaan pesawat jenis itu.
Direktur Utama Garuda Indonesia, I Gusti Ngurah Askhara Danadiputra memaparkan hal itu kepada pers di Jakarta, Kamis (21/03).
“Kami sendiri sudah kirim surat ke McAllister (pimpinan Boeing) kalau kami menyatakan untuk meng-cancel (membatalkan) 49 unit,” kata Ngurah Askhara.
Ethiopian Airlines: ada 'kemiripan jelas' dengan kecelakaan Lion Air
Boeing melarang terbang seluruh armada pesawat 737 Max
Black box CVR Lion Air ditemukan: Laporan awal dalam sebulan, keluarga 'lega'
Dia menambahkan, persoalan Boeing saat ini adalah kehilangan kepercayaan dari konsumen maskapainya.
Menurutnya, para penumpangnya tidak ingin naik Boeing 737 Max 8.
Mengapa batalkan pemesanan?
Walaupun pihak Boeing menyatakan sudah 'membenahi' 737 MAX 8, sambungnya, kepercayaan penumpang atas jenis pesawat itu sulit untuk kembali lagi.
Hak atas fotoBBC News Indonesia
“Jadi meskipun mereka sudah membenahi sistem Max 8, itu confidence penumpang sudah enggak ada. Jadi kami minta itu 49 dibatalkan,” katanya.
Sebelumnya, Garuda Indonesia telah memesan sekitar 50 unit Boeing 737 Max 8, dan salah-satunya telah tiba di Indonesia pada dua tahun silam.
Tetapi karena ada larangan terbang sementara dari Kementerian Perhubungan, pesawat itu 'dikandangkan' alias grounded.
Dia mengakui keputusan pembatalan pesawat pemesanan Boeing 737 Max 8 merupakan “keputusan sulit”, apalagi dari dulu pihaknya merupakan pengguna produk Boeing.
Namun demikian, lanjutnya, kepercayaan penumpang yang disebutnya “sudah hilang”, maka pihaknya terpaksa memutuskan untuk membatalkan pemesanan pesawat tersebut.
Pesawat Boeing 737 Max 8 yang dioperasikan Lion Air untuk rute Jakarta-Pangkalpinang jatuh beberapa menit setelah lepas landas pada Oktober 2018 lalu.
Pada 10 Maret, model pesawat yang sama, yang dioperasikan maskapai Ethiopian Airlines, jatuh dan menewaskan seratus lima-puluh tujuh orang.
Tim di Prancis yang menyelidiki jatuhnya pesawat Ethiopian Airlines mengatakan ada kesamaan antara kecelakaan ini dengan kecelakaan pesawat Lion Air.
Insiden ini memaksa Boeing menerapkan larangan terbang sementara pada model 737 Max di seluruh dunia.
Disclaimer:
Pandangan dalam artikel ini hanya mewakili pandangan pribadi penulis dan bukan merupakan saran investasi untuk platform ini. Platform ini tidak menjamin keakuratan, kelengkapan dan ketepatan waktu informasi artikel, juga tidak bertanggung jawab atas kerugian yang disebabkan oleh penggunaan atau kepercayaan informasi artikel.