简体中文
繁體中文
English
Pусский
日本語
ภาษาไทย
Tiếng Việt
Bahasa Indonesia
Español
हिन्दी
Filippiiniläinen
Français
Deutsch
Português
Türkçe
한국어
العربية
Ikhtisar:Hak atas fotoKOMPAS.com/DEFRIATNO NEKEImage captionSekitar 87 rumah warga Desa Gunung Jaya, Kecamata
Hak atas fotoKOMPAS.com/DEFRIATNO NEKEImage caption
Sekitar 87 rumah warga Desa Gunung Jaya, Kecamatan Siotapina, Kabupaten Buton, Sulawesi Tenggara, dibakar sekelompok pemuda dari desa tetangganya, Desa Sampuabalo, Rabu (05/06) sore.
Ratusan warga terpaksa diungsikan setelah 87 rumah warga Desa Gunung Jaya di Buton, Sulawesi Tenggara dibakar sekelompok pemuda dari desa tetangga, pada Rabu (05/06) sore.
Kabid Humas Polda Sulawesi Tenggara, AKBP Harry Golden Hart menjelaskan dua kelompok pemuda dari Desa Sampuabalo dan Desa Gunung Jaya, Kabupaten Buton, Sulawesi Tenggara terlibat bentrok yang berujung pada pembakaran rumah warga.
Akibat bentrok ini sebanyak 87 rumah, empat unit roda dua dan satu unit roda empat ludes terbakar dan sekitar 300 warga mengungsi.
“Saat ini aparat keamanan TNI Polri sudah berada di lokasi melakukan pengamanan dan melokalisir kejadian agar tidak meluas,” ujar Harry kepada BBC News Indonesia, Kamis (06/06).
Ribuan warga tolak pembangunan waduk Rokan Kiri Riau
Pencopotan Kapolsek di Papua: Apa sesudah itu?
Babak baru kisruh Papua: Kepolisian dan KNPB saling tuding atas 'pendudukan' kantor di Mimika
Lebih lanjut Harry menjelaskan betrokan kedua kelompok pemuda bermula ketika sekelompok pemuda Desa Gunung Jaya menggunakan sepeda motor melintas di wilayah Desa Sampuabalo pada hari Selasa (04/06) pada pukul 21.00 WITA
“Pada saat melintas, mereka menggas-gas kendaraannya sehingga menimbulkan kemarahan warga desa Sambuabalo.”
Keesokan harinya, pada Rabu (05/06) pukul 13.00 WIB, warga desa Sampuabalo yang akan melakukan silaturahmi ke warga desa lain sekaligus merayakan Hari Raya Idul Fitri.
Namun, pada saat melintas Desa Gunung Jaya, kelompok warga desa Gunung Jaya melakukan serangan menggunakan panah terhadap tetangga desanya itu. Sehingga warga desa Sampuabalo itu menderita luka pada bagian dada.
Hak atas fotoKOMPAS.com/DEFRIATNO NEKEImage caption
Saat ini, Kapolda Sulawesi Tenggara bersama pemerintah daerah Buton dan tokoh masyarakat melakukan proses rekonsiliasi dan pemulihan paska-kejadian.
“Karena menderita luka, warga desa ini akhirnya kembali ke desanya dan menyampaikan ke warga desanya tersebut. Tidak selang berapa lama, kurang lebih 30 menit, ada 100 warga Desa Sampuabalo yang melakukan penyerangan ke warga desa Gunung Jaya,” jelas Harry.
Penyerangan, menurutnya, dilakukan menggunakan batu, bom molotov dan pembakaran terhadap rumah maupun kendaraan warga desa Gunung Jaya.
“Sebanyak 87 rumah hangus. Pengungsi dari Desa Gunung Jaya, sementara diungsikan ke desa-desa terdekat,” cetusnya.
Saat ini, Kapolda Sulawesi Tenggara bersama pemerintah daerah Buton dan tokoh masyarakat melakukan proses rekonsiliasi dan pemulihan paska-kejadian.
“Fokus kita adalah mengkondusifkan situasi di TKP kemudian proses hukum terhadap para pelaku, baik yang melakukan pemanahan maupun pembakaran tetap akan kita lakukan,” kata dia.
Disclaimer:
Pandangan dalam artikel ini hanya mewakili pandangan pribadi penulis dan bukan merupakan saran investasi untuk platform ini. Platform ini tidak menjamin keakuratan, kelengkapan dan ketepatan waktu informasi artikel, juga tidak bertanggung jawab atas kerugian yang disebabkan oleh penggunaan atau kepercayaan informasi artikel.