Dolar AS Melonjak, Emas Tertekan Tajam, Sentimen Risiko Mendominasi Awal “Pekan Super”

Ringkasan Pasar

Memasuki “Pekan Super,” reli pasar saham AS tertahan, sementara saham chip mendukung S&P 500 dan Nasdaq untuk mencetak rekor baru. S&P 500 berbalik menguat di akhir sesi, mencatat kenaikan beruntun selama enam hari. Kesepakatan perdagangan AS–Eropa dipandang positif bagi AS, mendorong dolar AS menguat tajam. Indeks Dolar sempat naik lebih dari 1%, mencatat kenaikan harian terbesar dalam dua bulan terakhir. Euro melemah lebih dari 1%, penurunan terbesar dalam lebih dari dua bulan. Presiden AS Donald Trump kembali mengancam sanksi terhadap Rusia, memicu kenaikan harga minyak. Minyak Brent naik lebih dari 2% ke level tertinggi dalam dua minggu, sementara WTI sempat naik 3%. Harga emas spot sempat turun lebih dari 1%, mencatat penurunan empat hari berturut-turut.

Pratinjau Sorotan

● Perkiraan Peminjaman Kementerian Keuangan AS pada Q3 Melebihi USD 1 Triliun

Data terbaru menunjukkan bahwa setelah diberlakukannya pemotongan pajak besar-besaran dan peningkatan anggaran belanja pada pemerintahan Trump yang mendorong batas utang, Departemen Keuangan AS kini memiliki ruang untuk meningkatkan penerbitan obligasi. Pada Senin, Departemen Keuangan AS memperkirakan pinjaman bersih pada periode Juli–September akan mencapai USD 1,007 triliun. Angka ini naik lebih dari USD 450 miliar atau hampir 82% dibandingkan proyeksi April sebesar USD 554 miliar.

● Ultimatum Sanksi Rusia

Presiden AS Donald Trump menunjukkan ketidaksabaran terhadap lambatnya kemajuan kesepakatan gencatan senjata Rusia–Ukraina. Ia mempersingkat tenggat waktu 50 hari yang sebelumnya diberikan kepada Rusia untuk mencapai kesepakatan. Pernyataan Trump memicu kenaikan cepat harga minyak mentah berjangka pada Senin. Saat pra-pembukaan bursa AS mencapai level tertinggi harian, harga WTI naik ke USD 67,06, menguat lebih dari 2,9% dalam sehari.

Fokus Utama (GMT+8)

22:00 AS Lowongan Pekerjaan JOLTs Juni (juta posisi)